Title :
Spaghetti
Author :
Kimbinnie88
Casts : [You’ll
know it later]
Genre : Fluff
Rating : G
Length : Ficlet
Disclaimer :
FF ini merupakan FF
pertama saya. Jika ada kesamaan dengan
FF lainnya harap dimaklumi, karena asaya dapat inspirasinya juga dari beberapa
FF yang saya baca sih. Hehe. Saya minta tolong sama readers-deul buat kasih
kritik dan sarannya ya. Saya butuh banget ;)
The main casts belong to God!
[DON’T FORGET TO COMMENT!]
Check this out!
NOTE :
FF INI SUDAH PERNAH DIPUBLISH DI SITUS INI. JADI TIDAK ADA HAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN PLAGIAT DI SINI.
Harum oregano
bercampur basil menyeruak keluar saat
seorang gadis berambut hitam legam yang panjang itu membuka tutup bekal
makanannya yang berbentuk persegi berwarna biru langit dengan gambar seekor
panda pada pinggirnya.
Dengan lahapnya gadis itu memakan sejenis ‘mie’ asal negeri
menara pisa itu yang biasa disebut ‘pasta’
dengan garpu plastik berwarna senada dengan bekalnya yang diambilnya dari
tempat yang sama dimana ia mengambil kotak bekalnya.
Sambil sesekali menyesap moccha
latte yang mengeluarkan uap dingin dari es yang dihancurkan itu, gadis itu
terus menghabiskan spaghettinya
nikmat. Hingga seutas spaghetti
berhasil mengenai bajunya itu. Meninggalkan bekas berwarna oranye kemerahan
yang kontras dengan bajunya yang berwarna putih tulang itu.
Seakan tak peduli dengan itu –atau lebih tepatnya tidak
menyadarinya– . Gadis itu terus menyantap spaghettinya
nikmat. Hingga manik mata almondnya
menangkap selembar tisu dihadapannya.
Gadis itu menghentikkan kegiatannya menyantap spaghetti, lalu mendongakkan kepalanya
dan mendapati seorang namja dengan senyum terulas diwajahnya tengah
memberikannya tisu. Ragu-ragu gadis itu bertanya.
“Untukku?”
“Tidak. Ini bukan untukmu” jawab namja itu sambil tetap
memberikan senyumannya.
“Lalu?” gadis itu menatapnya heran. Ia meletakkan garpunya
yang sudah bergulungkan spaghetti
itu.
“Dasar. Ini untuk bajumu yang terkena spaghetti itu, nona” namja itu memperhatikan bekas kemerahan yang
terdapat di bagian dada kiri baju yeoja itu. Yeoja itu pun ikut memperhatikan
tatapan namja itu.
“Ini. Ambilah”
Tanpa menunggu si yeoja mengambil tisu yang ditawarkannya,
namja bertubuh tinggi itu pun berinisiatif untuk membersihkannya.
Belum sempat sang namja membersihkannya, tangan sang yeoja
itu menahan pergerakan tangan si namja yang ingin membersihkan noda bekas spaghetti itu.
“Biar aku saja. Kamsahamnida” sergah si yeoja. Tanpa menjawab
apa-apa, si namja pun duduk dihadapan sang yeoja. Sambil menopang dagunya
dengan tangan kirinya pada meja kayu yang memisahkan mereka, si namja
memperhatikan yeoja dihadapannya itu yang sedang membersihkan bajunya.
Merasa terus diperhatikan, sang yeoja pun menyudahi
kegiatannya membersihkan bajunya. Walaupun sebenarnya tidak akan bersih
mengingat saus spaghetti itu sudah menempel
pada bajunya.
“Kelihatannya kau sangat menikmati makan siangmu itu. Sampai ada spaghetti yang mengenai bajumu
saja kau tidak menyadarinya” ujar sang namja memecah keheningan. Matanya yang
besar terus saja memperhatikan wajah yeoja didepannya.
“Ah... itu...” seakan tertangkap basah, yeoja itu kehabisan
kata-kata.
“Sudahlah. Ngomong-ngomong kenalkan, namaku Chanyeol. Park
Chanyeol. Kau?” namja yang bernama Chanyeol itu mengulurkan tangannya. Seakan
sudah menjadi kebiasaan, si yeoja pun membalas uluran tangan –mungkin lebih
tepatnya jabatan– namja itu. Namun sedikit ragu-ragu kali ini.
“Lee Eunri. Panggil saja aku Eunri” balas yeoja yang
memperkenalkan dirinya dengan nama Lee Eunri itu.
“Baiklah Eunri-ssi. Salam kenal” ucap Chanyeol sambil
melepaskan jabatan tangannya.
“Ne, Chanyeol-ssi” yeoja bernama Eunri itu membalasnya dengan
senyuman simpul yang terukir oleh bibirnya.
“Jadi, kau suka makan disini?” tanya Chanyeol yang
kedengarannya lebih seperti tebakkan itu.
“Bisa dibilang seperti itu. Kebetulan tempat ini dekat dengan
kantorku. Jadi setiap waktu makan siang aku selalu kesini” jelas Eunri.
Sementara Chanyeol hanya mengangguk-anggukan kepalanya pertanda ia paham.
“Kau sendiri?” sambung Eunri.
“Tidak terlalu. Kebetulan aku sedang lewat sini dan melihatmu
sedang asik menyantap makan siang” jawab Chanyeol.
“Tapi bukan berarti aku ingin ikut makan denganmu” tambah
Chanyeol. Eunri yang mendengarkan itu hanya membulatkan mulutnya.
“Kau juga kerja di dekat sini?” tanya Eunri.
“Aku belum kerja. Aku masih belajar di perguruan di sebrang
sana” jelas Chanyeol sambil menunjuk gedung tingkat –yang merupakan tempat
dimana ia menimba ilmu itu– yang berada di sebrang jalan.
“Kau masih kuliah?” tanya Eunri dengan nada yang menunjukkan
keterkejutannya. Walaupun hanya sedikit.
“Wae? Apakah aku tidak terlihat seperti anak kuliahan?”
Chanyeol balik bertanya disertai muka polosnya.
“Aniyo. Kau justru...” kelihatan
seperti anak kecil. Lanjut Eunri dalam hati.
“Justru apa? Seperti anak kecil ya?” tebak Chanyeol seakan
mengetahui apa yang diucapkan Eunri dalam hati. Dengan menggembungkan sedikit
pipinya, dapat terlihat jelas kalau Chanyeol tidak suka dipanggil seperti itu.
“Tidak kok, tidak. Sudahlah lupakan saja”
Hening. Mungkin itu kata yang tepat untuk menjelaskan keadaan
di sekitar mereka. Ralat. keadaan di meja tempat mereka berbincang. Hingga Eunri
menyadari ia belum menghabiskan spaghettinya.
“Kau suka spaghetti?”
tanya Chanyeol yang menghentikan kegiatan Eunri yang hendak mengambil garpu
yang tadi ia pakai itu.
Banyak tanya sekali. Pikir Eunri.
“Bisa dibilang seperti itu. Aku sangat menyukai aroma oregano ini” jelas Eunri.
Eh, tadi aku bilang ia
banyak tanya. Tapi aku menjelaskan apa yang tidak ia tanya. Ah, sudahlah. Gumam Eunri.
“Semenarik itu kah oregano?
Kupikir sih itu biasa-biasa saja” Chanyeol menggaruk-garukkan kepalanya
pelan.
“Entahlah. Aku juga bingung. Hanya saja wangi oregano ini seperti menarikku untuk
memakannya. Haha”
Chanyeol hanya menganggukkan kepalanya pelan mendengar
‘penjelasan’ Eunri tentang oregano
itu.
“Apakah kau menyukai spaghetti?”
Eunri balik bertanya.
“Sangat. Aku bahkan memimpikan memiliki pendamping yang
pandai memasak spaghetti untukku
nantinya dimakan setiap hari. Haha”
“Tapi aku tidak begitu menyukai aroma oregano itu” sambung Chanyeol sambil memperhatikan beberapa daun
oregano yang berada di atas spaghetti
milik Eunri yang masih tersisa.
Eunri hanya menggeleng-gelengkan kepalanya seakan mengatakan
“Dasar”.
“Oiya, tadi kau bilang kau sudah bekerja. Apakah itu artinya
kau lebih... lebih tua dariku?” tanya Chanyeol ragu-ragu. Takut menyinggung
perasaan yeoja dihadapannya ini.
“Eh... Mungkin. Berapa umurmu?”
“22” jawab Chanyeol singkat.
“22? Berarti kita beda... 4 tahun” Eunri sedikit ragu-ragu
mengucapkan jarak antara umurnya dan umur Chanyeol.
“Woah. Jinjja? Tapi kau tidak terlihat seperti itu, nuna”
Chanyeol sedikit menggoda Eunri yang notebenenya lebih tua darinya itu dengan
embel-embel ‘nuna’. Walaupun sebenarnya memang harus menggunakan kata itu sih.
“Yak. Kau ini” Eunri mencibir sementara Chanyeol hanya
terkekeh melihatnya.
“Sepertinya aku tidak bisa berlama-lama lagi disini” Chanyeol
beranjak dari tempatnya dan hendak membalikkan badannya.
“Oiya, ini” Chanyeol merogoh selembar kertas kecil berwarna
putih pucat dari dalam saku celana jeansnya yang berwarna hitam itu. Lalu
memberikannya pada Eunri.
“Dibukanya nanti saja. Annyeong, nuna” Chanyeol segera
berlari setelah berpamitan dengan Eunri. Eunri pun hanya bisa
menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Chanyeol yang seperti anak-anak
itu.
Eunri yang sudah tidak bernafsu untuk menghabiskan spaghettinya itu menutup kotak bekal
makanannya. Ia memutuskan untuk menghabiskan moccha latte yang sudah tidak dingin itu. Lalu membuangnya pada
tempat sampah yang jaraknya sekitar 1 meter dari tempat duduknya itu.
Sadar akan kertas pemberian Chanyeol yang berada di
genggamannya itu. Eunri pun membuka kertas tersebut untuk mengetahui isinya.
Eunri sedikit kaget pada awalnya saat membaca kata yang
terdapat pada kertas itu. Namun keterkagetan itu seketika tergantikan oleh
senyuman yang terukir jelas pada wajah Eunri.
“Dasar Park Chanyeol”
Eunri pun menutup kertas itu lalu bergegas pergi dengan
senyuman yang terus terpampang.
-END-
Gimana FF nya? Gaje
kah? Mian ya typo bertebaran T_T jangan lupa kasih komentar dan sarannya ya
readers-deul ;)
DON’T BE SILENT READER!
Thank you so much! ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar